![$rows[judul]](https://www.dinamikaindonesia.co.id/asset/foto_berita/FotoJet_-_2025-08-09T215825_872.jpg)
Banyuwangi – Poli Syaraf RSUD Blambangan menjadi salah satu layanan vital bagi masyarakat Banyuwangi yang membutuhkan penanganan penyakit saraf secara komprehensif. Ruang khusus ini dikepalai oleh dr. Indah Ari Handayani, Sp.S, seorang dokter spesialis saraf berpengalaman yang mengedepankan pelayanan profesional, tepat diagnosis, dan terapi yang terintegrasi.
Poli ini menangani beragam keluhan, mulai dari stroke, epilepsi atau kejang, nyeri kepala, nyeri punggung, hingga penyakit parkinson dan cedera kepala akibat kecelakaan. Dalam sehari, poli syaraf bisa menerima satu hingga dua pasien stroke atau lebih, menjadikannya salah satu jenis kasus yang paling sering ditangani.
Peralatan Modern untuk Diagnosis Akurat
Baca Juga : RSUD Blambangan Suguhkan Talkshow Dokter Spesialis hingga Tes Kesehatan Gratis
Untuk menunjang diagnosis, Poli Syaraf dilengkapi dengan alat medis khusus bernama Elektroensefalogram (EEG). Perangkat ini merekam aktivitas listrik otak menggunakan pena yang menulis di atas gulungan kertas, menghasilkan grafik gelombang listrik sel saraf. Pemeriksaan EEG bertujuan mendeteksi gangguan fungsi fisiologis otak, sehingga membantu dokter menentukan terapi yang tepat.
Proses diagnosis diawali dengan wawancara menyeluruh terkait keluhan pasien, dilanjutkan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi kelumpuhan atau gangguan saraf lainnya. Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk melengkapi data medis. Dari hasil tersebut, dokter dapat memutuskan apakah pasien perlu menjalani rawat jalan atau rawat inap.
Tantangan Penanganan Pasien Saraf
Meski layanan sudah dilengkapi fasilitas memadai, poli syaraf menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari pasien yang tinggal di daerah terpencil seperti Pesanggaran atau Wongsorejo. Lokasi yang jauh membuat pasien sulit rutin melakukan kontrol.
“Penyakit saraf memiliki angka kecacatan yang cukup tinggi, sehingga pasien sering kali kesulitan datang langsung untuk pemeriksaan lanjutan,” ujar dr. Indah.
Selain itu, kurangnya pemahaman pasien tentang perawatan sehari-hari juga menjadi hambatan. Pola makan yang kurang sehat dan kecenderungan menginginkan hasil instan—seperti berharap sembuh hanya dengan minum obat—menjadi tantangan tersendiri. Padahal, proses penyembuhan gangguan saraf memerlukan waktu panjang dan terapi khusus yang berkesinambungan.
Pendekatan Terapi Holistik
Di Poli Syaraf RSUD Blambangan, pengobatan tidak berhenti pada pemberian obat. Terapi fisik, latihan, dan pemantauan ketat menjadi bagian penting dari proses penyembuhan. Edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai pola makan sehat, aktivitas fisik yang tepat, serta pentingnya kontrol rutin terus dilakukan oleh tim medis.
Dengan perpaduan antara tenaga ahli berpengalaman, fasilitas modern, dan pendekatan holistik, Poli Syaraf RSUD Blambangan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Meski masih dihadapkan pada tantangan geografis dan edukasi pasien, poli ini menjadi harapan bagi warga Banyuwangi dan sekitarnya untuk mendapatkan penanganan gangguan saraf yang aman, tepat, dan profesional. (*)